Senin, 06 Oktober 2008

Modernisasi Batik.

Bangga. itulah seharusnya yang harus kita miliki sebagai bangsa Indonesia karena pemilik asli kesenian batik. Tapi, apakah cukup rasa bangga itu dapat melestarikan batik? Jawabannya pastilah TIDAK.
beberapa saat yang lalu kita marah karena BATIK yang jelas-jelas milik kita, bangsa Indonesia diakui tetangga. TERUS bagaiamana usaha kita agar BATIK tetap menjadi milik dan kebanggaan kita? sementara kita sendiri, KAUM MUDA malu untuk mengenakan kain batik (meskipun tidak semuanya, itupun pasti dalam acara tertentu).
kembali kepada permasalahan PEREBUTAN BATIK.
sebuah kesenian memang berhak untuk diklaim siapa yang menciptakannya, tetapi seorang pencipta tidak boleh melarang seseorang untuk mengembangkannya.
saya curiga sama bangsa saya sendiri, jangan-jangan kita meraung ketika batik dicoba dikembangkan negara lain, kemarahan yang melandasi adalah takut untuk disaingi. WADUH... persaingan tidak akan pernah membuat orang terpuruk dan atau tersingkir. tidak ada yang kalah dalam persaingan, karena persainganlah yang membuat orang dapat survive terhadap apa yang dimiliki. SAMA SAJA, ketika kita ingin menganggap batik masih milik kita selamanya maka kita pun harus membanggakan, merawat, dan mengembangkannya. SALAH SATU CARANYA adalah kita GENERASI MUDA tidak malu untuk mengenakan BATIK dalam acara dan suasana apa pun. kita juga tidak boleh menganggap batik adalah pakaian orang tua atau pakaian kuno karena BATIK BUKAN PAKAIAN KUNO.

Tidak ada komentar: